Identifikasi Faktor Penyebab Penurunan Badan Jalan (Settlement) di Km. 128 Ruas Jalan Pekanbaru – Taluk Kuantan
Muhammad Taufik(1*), Muhardi Muhardi(2), Muhamad Yusa(3)
(1) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau, Pekanbaru, Provinsi Riau, Indonesia (2) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau, Pekanbaru, Provinsi Riau, Indonesia (3) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau, Pekanbaru, Provinsi Riau, Indonesia (*) Corresponding Author
Copyright (c) 2022 Muhammad Taufik, Muhardi Muhardi, Muhamad Yusa
Abstract
Ruas jalan Pekanbaru Taluk Kuantan sebagian besar melewati daerah perbukitan dengan kemiringan lereng sekitar 30o – 70o. Sepanjang daerah perbukitan ini merupakan daerah rawan longsor namun sejauh ini longsor yang terjadi masih bisa segera diatasi karena volumenya tidak besar. Hanya saja ada satu titik lokasi yang selalu bermasalah yaitu di Km. 128. Pada lokasi ini selalu terjadi penurunan badan jalan dan miring ke arah sungai meskipun telah berulangkali diperbaiki. Usaha penanggulangan terakhir yang dilakukan oleh Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Direktora Jenderal Bina Marga Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Riau adalah membangun lantai bertiang sepanjang 85 m dan dinding penahan tanah dengan fondasi tiang pancang sepanjang 120 m pada sisi arah sungai. Pada saat pelaksanaan, curah hujan cukup tinggi sehingga terjadi longsor yang mengakibatkan tiang-tiang pancang yang telah terpasang banyak yang bergeser sehingga perlu dilakukan penambahan titik pemancangan. Untuk mengetahui penyebab terjadinya penurunan badan jalan pada Km. 128 ini perlu diketahui struktur lapisan tanah bawah permukaan. Penelitian dilakukan dengan metode geolistrik resistivitas konfigurasi Wenner – Schlumberger. Metode ini dapat memetakan struktur lapisan tanah bawah permukaan secara horizontal dan vertikal dengan baik. Hasil interpretasi geolistrik menunjukkan pada kedalaman 4,5 m terdapat lapisan lempung lunak dengan kadar air tinggi setebal + 10,5 m. Lapisan ini sangat labil apabila di atasnya bertambah bebannya. Lapisan ini diduga menjadi penyebab terjadinya penurunan badan jalan. Lapisan ini mempunyai permeabilitas yang sangat rendah sehingga air terakumulasi di dalamnya dan dapat mendorong lapisan ini ke bawah. Lapisan ini juga diduga penyebab bergesernya tiang pancang yang telah dipancang. Di bawah lapisan tanah lempung lunak ini adalah tanah lempung kelanauan dan kepasiran dengan warna abu-abu dan sangat padat.
Keywords
longsor; penurunan badan jalan; lantai bertiang; geolistrik resistivitas
Pusat Litbang Prasarana Transportasi, 1997. Timbunan Jalan pada tanah lunak.
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Direktorat Jenderal Bina Marga Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Riau. Hasil Uji Laboratorium Terhadap Sampel Tanah Hasil Pengeboran Tanah di Km. 128 Ruas Jalan Pekanbaru – Taluk Kuantan.
Loke, 2000. Nilai Resistivitas Material Alam
Darsono, B. Nurlaksito & B. Legowo. 2012. Identifikasi Bidang Gelincir Pemicu Bencana Tanah Longsor dengan Metode Resistivitas 2 Dimensi di Desa Pablengan Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar. Indonesian Journal of Applied Physics, Vol. 2 No. 1.
Zakiyul Fuadi, 2020. Identifikasi Lapisan Bawah Permukaan dan Bidang Gelincir Lereng Kelurahan Muara Lembu Metode Geolistrik.2D. SIKLUS : Jurnal Teknik Sipil
Telford W.M., Geldart, L.P. and Keys, D.A. (1976) Aplied Geophysics. Cambridge University Press, Cambridge, 860 p. – References – Scientific Research Publishing.