KAJIAN EKSPERIMENTAL PADA DINDING BATA DI LABORATORIUM DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISPLACEMENT CONTROL
(1) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas
(2) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas
(3) Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas
(*) Corresponding Author
DOI: https://doi.org/10.25077/jrs.7.2.15-28.2011
Copyright (c) 2011 Abdul Hakam, Oscar Fitrah Nur, Rido Rido
Abstract
Gempa bumi yang melanda Sumatera Barat, 6 Maret 2007 dan 30 September 2009 merupakan salah satu bentuk pengulangan gempa di masa lalu dan merupakan petunjuk yang jelas bahwa belum banyak yang dilakukan berkaitan dengan rumah sederhana. Berdasarkan temuan di hampir semua gempa yang menimpa daerah Sumatera Barat tersebut, bangunan yang mengalami kerusakan dan roboh adalah rumah sederhana yang dibangun secara spontan (non engineered
building), dimana bangunan yang dibangun berdasarkan pengalaman praktis dan kekuatan strukturnya tidak dihitung. Salah satu bentuk kesalahan konstruksi pada bangunan yang terdapat di Sumatera Barat ini adalah bangunan tidak memiliki elemen struktur berupa kolom dan fungsi
kolom digantikan langsung oleh susunan batu bata pada dinding. Bentuk kerusakan pada bangunan yang terjadi akibat gempa adalah terjadi retak dan pemisahan pada dinding bata. Kebanyakan bangunan yang ada dibuat pada masa yang tidak mengingatkan orang akan bahaya gempa bumi. Untuk gempa yang tidak terlalu besar, bangunan kemungkinan akan tetap berdiri dengan sedikit kerusakan. Namun untuk mengantisipasi gempa bumi yang kuat dan mengurangi dampak buruk yang ditimbulkan, maka bangunan rumah berdinding bata tersebut harus dibangun sesuai ketentuan konstruksi bangunan tahan gempa dengan memberikan perkuatan pada bagian-bagian tertentu seperti pemasangan jaring kawat pada dinding sebagai salah satu perkuatan. Oleh karena itu untuk
mengetahui berapa besar pengaruh dari pasangan jaring kawat pada dinding bata ini, maka dilakukanlah penelitian terhadap dinding yang tidak memiliki kolom. Pengujian ini dilakukan terhadap 4 benda uji yaitu benda uji tanpa plester yang menggunakan perkuatan dan tidak menggunakan perkuatan, dan benda uji plester yang menggunakan perkuatan dan tidak menggunakan perkuatan. Pola keretakan yang terjadi pada semua benda uji berupa keretakan
vertikal. Keretakan terdapat pada ikatan pasangan batu bata (plester) dan pecahnya batu bata. Penambahan plester pada dinding bata dapat meningkatkan nilai beban maksimum yang mampu diterima oleh dinding bata secara signifikan. Perkuatan kawat dapat meminimalkan terjadinya keruntuhan secara tiba-tiba dan menambah daya ikat pasangan batu bata pada dinding
Keywords: gempa, jaring kawat, rumah sederhana.
building), dimana bangunan yang dibangun berdasarkan pengalaman praktis dan kekuatan strukturnya tidak dihitung. Salah satu bentuk kesalahan konstruksi pada bangunan yang terdapat di Sumatera Barat ini adalah bangunan tidak memiliki elemen struktur berupa kolom dan fungsi
kolom digantikan langsung oleh susunan batu bata pada dinding. Bentuk kerusakan pada bangunan yang terjadi akibat gempa adalah terjadi retak dan pemisahan pada dinding bata. Kebanyakan bangunan yang ada dibuat pada masa yang tidak mengingatkan orang akan bahaya gempa bumi. Untuk gempa yang tidak terlalu besar, bangunan kemungkinan akan tetap berdiri dengan sedikit kerusakan. Namun untuk mengantisipasi gempa bumi yang kuat dan mengurangi dampak buruk yang ditimbulkan, maka bangunan rumah berdinding bata tersebut harus dibangun sesuai ketentuan konstruksi bangunan tahan gempa dengan memberikan perkuatan pada bagian-bagian tertentu seperti pemasangan jaring kawat pada dinding sebagai salah satu perkuatan. Oleh karena itu untuk
mengetahui berapa besar pengaruh dari pasangan jaring kawat pada dinding bata ini, maka dilakukanlah penelitian terhadap dinding yang tidak memiliki kolom. Pengujian ini dilakukan terhadap 4 benda uji yaitu benda uji tanpa plester yang menggunakan perkuatan dan tidak menggunakan perkuatan, dan benda uji plester yang menggunakan perkuatan dan tidak menggunakan perkuatan. Pola keretakan yang terjadi pada semua benda uji berupa keretakan
vertikal. Keretakan terdapat pada ikatan pasangan batu bata (plester) dan pecahnya batu bata. Penambahan plester pada dinding bata dapat meningkatkan nilai beban maksimum yang mampu diterima oleh dinding bata secara signifikan. Perkuatan kawat dapat meminimalkan terjadinya keruntuhan secara tiba-tiba dan menambah daya ikat pasangan batu bata pada dinding
Keywords: gempa, jaring kawat, rumah sederhana.
Full Text:
PDFJurnal Rekayasa Sipil (JRS)-Universitas Andalas (Unand). ISSN: 1858-2133 (print) & 2477-3484 (online)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
View JRS-Unand Stats