KINERJA PERKUATAN TEBING SALURAN DENGAN BRONJONG DI BELOKAN 120O AKIBAT BANJIR BANDANG (UJI EKSPERIMENTAL DI LABORATORIUM)
(1) Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas
(2) Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas
(3) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas
(4) Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas
(*) Corresponding Author
DOI: https://doi.org/10.25077/jrs.11.1.11-22.2015
Copyright (c) 2015 Darwizal Daoed, Sunaryo Sunaryo, Bambang Istijono, Wahyu Putra Utama
Abstract
Kawasan perbukitan yang mana kemiringan lerengnya sangat tajam dan tajam, yakni lebih dari 30o sangat sering terjadi keruntuhan tebing. Akibat keruntuhan tebing ini akan menyebabkan lembah tertimbun oleh material tanah, batuan dan pohon. Ketika curah hujan besar dan intensitas tinggi lembah akan terisi air,
sedangkan debit air yang mengalir relatif kecil. Hal ini disebabkan oleh adanya tumpukan material runtuhan yang berada di lembah yang secara tidak langsung berfungsi sebagai bendung alamiah. Suatu ketika bendung ini akan jebol dan terjadilah banjir bandang (flashflood). Banjir bandang dapat merubah geometri saluran, terutama pada daerah belokan. Trase belokan akan berubah menjadi lurus akibat hantaman banjir. Disamping merubah alur aliran dapat juga memperlebar dasar saluran. Untuk mempertahankan agar saluran tidak berubah secara geometrik, maka dilakukan pembuatan dinding bronjong sebagai perkuatan. Tetapi dari
sekian banyak dinding bronjong yang dibuat ada beberapa yang tidak berfungsi dengan baik. Dimana kelihatan dalam jangka waktu kurang dari dua tahun dinding dari bronjong sudah runtuh. Ketidakstabilan bronjong disebabkan oleh daya rusak air yang membentur tebing saluran. Benturan air ke sisi luar dan
kembali ke sisi dalam membentuk gerakan spiral menuju ke hilir tikungan. Pada penelitian terdahulu sisi luar tikungan pada bagian hilir dominan tergerus dan pada sisi dalam terjadi penumpukan sedimen (Daoed, Februarman,2008). Untuk itu perlu dilakukan perkuatan pada sisi luar belokan dan dilakukan pengujian
terhadap kinerja bronjong pada ujung hilir tikungan dan awal tikungan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa, keruntuhan bronjong tejadi pada awal dan akhir tikungan, dan setelah diperkuat dengan perkuatan gabungan arah horizontal dan vertikal (menjadikan elemen struktur lebih kompak), dan kemiringan dasar
saluran ekstrim yakni hingga 7%, terlihat hanya bagian hilir tikungan saja yang mengalami keruntuhan. Sebaliknya untuk kemiringan lebih terjal, maka keruntuhan semakin cepat. Ini menunjukan, bahwa bagian hilir tikungan perlu didesain dengan perkutan yang lebih stabil.
sedangkan debit air yang mengalir relatif kecil. Hal ini disebabkan oleh adanya tumpukan material runtuhan yang berada di lembah yang secara tidak langsung berfungsi sebagai bendung alamiah. Suatu ketika bendung ini akan jebol dan terjadilah banjir bandang (flashflood). Banjir bandang dapat merubah geometri saluran, terutama pada daerah belokan. Trase belokan akan berubah menjadi lurus akibat hantaman banjir. Disamping merubah alur aliran dapat juga memperlebar dasar saluran. Untuk mempertahankan agar saluran tidak berubah secara geometrik, maka dilakukan pembuatan dinding bronjong sebagai perkuatan. Tetapi dari
sekian banyak dinding bronjong yang dibuat ada beberapa yang tidak berfungsi dengan baik. Dimana kelihatan dalam jangka waktu kurang dari dua tahun dinding dari bronjong sudah runtuh. Ketidakstabilan bronjong disebabkan oleh daya rusak air yang membentur tebing saluran. Benturan air ke sisi luar dan
kembali ke sisi dalam membentuk gerakan spiral menuju ke hilir tikungan. Pada penelitian terdahulu sisi luar tikungan pada bagian hilir dominan tergerus dan pada sisi dalam terjadi penumpukan sedimen (Daoed, Februarman,2008). Untuk itu perlu dilakukan perkuatan pada sisi luar belokan dan dilakukan pengujian
terhadap kinerja bronjong pada ujung hilir tikungan dan awal tikungan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa, keruntuhan bronjong tejadi pada awal dan akhir tikungan, dan setelah diperkuat dengan perkuatan gabungan arah horizontal dan vertikal (menjadikan elemen struktur lebih kompak), dan kemiringan dasar
saluran ekstrim yakni hingga 7%, terlihat hanya bagian hilir tikungan saja yang mengalami keruntuhan. Sebaliknya untuk kemiringan lebih terjal, maka keruntuhan semakin cepat. Ini menunjukan, bahwa bagian hilir tikungan perlu didesain dengan perkutan yang lebih stabil.
Full Text:
PDFJurnal Rekayasa Sipil (JRS)-Universitas Andalas (Unand). ISSN: 1858-2133 (print) & 2477-3484 (online)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
View JRS-Unand Stats