(1) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Jember. Jember, Jawa Timur, Indonesia (2) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Jember. Jember, Jawa Timur, Indonesia (3) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Jember. Jember, Jawa Timur, Indonesia (4) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Jember. Jember, Jawa Timur, Indonesia (5) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Jember. Jember, Jawa Timur, Indonesia (*) Corresponding Author
Erosi dapat menyebabkan terjadinya sedimentasi di sungai. Sedimentasi yang terjadi secara terus-menerus dapat mengakibatkan sungai menjadi dangkal dan mengurangi kapasitas sungai. Sedimen akan mengendap pada bagian tertentu di sepanjang aliran sungai yang tidak mampu terangkut bersama dengan aliran sungai. Sungai Jatiroto merupakan sungai yang membatasi Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Jember. Sungai Jatiroto dimanfaatkan untuk keperluan irigasi pada kecamatan Jatiroto dan Kecamatan Rowokangkung. Penyebab dari sedimentasi adalah perubahan tata guna lahan ataupun erosi yang dilakukan oleh sungai itu sendiri. Pemodelan transpor sedimen oleh HEC-RAS bertujuan untuk mengetahui laju sedimen yang terbawa oleh sungai. Pada pemodelan ini dilakukan dua analisis, yaitu analisis hidrolika dan analisis transpor sedimen. Tahap pertama, analisis hidrolika menggunakan debit unsteady, parameter Manning (n) dan koefisien ekspansi dan kontraksi. Kalibrasi model dilakukan dengan cara perbandingan tinggi muka air yang menghasilkan nilai determinasi R2 sebesar 0,9586, nilai RMSE sebesar 0,39 dan masuk dalam kategori baik. Tahap kedua, analisis sedimentasi menggunakan debit quasi-unsteady dan diameter butiran. Fungsi pengangukatan sedimen yang cocok pada pemodelan ini adalah Laursen (Field) dengan laju sedimen sebesar 256,341 m³/tahun. Adapun laju sedimentasi di lapangan dilakukan dengan membandingkan cross section lama dengan yang baru yaitu 289,24 m³/tahun. Uji keandalan (validasi) model dilakukan dengan membandingkan hasil pemodelan dengan data observasi yang didapatkan dari hasil perhitungan volume pengendapan pada cross section. Didapatkan hasil uji keandalan sebesar 88%.
Abdella, K., & Mekuanent, F. (2021). Application of hydrodynamic models for designing structural measures for river flood mitigation: the case of Kulfo River in southern Ethiopia. Modeling Earth Systems and Environment, 1–13.
Dinas PU Lumajang. (2019). Kontur Kali Jatiroto.
Haghiabi, A. H., & Zaredehdasht, E. (2012). Evaluation of HEC-RAS ability in erosion and sediment transport forecasting. World Applied Sciences Journal, 17(11), 1490–1497.
Hydrologic Engineering Center. (2016). HEC-RAS River Analysis System. Hydraulic Reference Manual. Version 5. February 2016. https://www.hec.usace.army.mil/software/hec-ras/documentation/HEC-RAS 5.0 Reference Manual.pdf
Irawan, E. S. (2014). Analisis Pemodelan Sedimentasi di Saluran Kencong Timur (BEDODO) Menggunakan Program HEC-RAS. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Jember.
Lestari, P. W. (2018). Studi Laju Sedimentasi Pada Sungai Bedadung Menggunakan Program Hec-Ras 5.0. 5. Fakultas Teknik Universitas Jember.
Psomiadis, E., Tomanis, L., Kavvadias, A., Soulis, K. X., Charizopoulos, N., & Michas, S. (2021). Potential dam breach analysis and flood wave risk assessment using HEC-RAS and remote sensing data: A multicriteria approach. Water, 13(3), 364.
Rosida, A., Kahar, S., & Awaluddin, M. (2013). Perbandingan Ketelitian Perhitungan Volume Galian Menggunakan Metode Cross Section Dan Aplikasi Lain (Studi Kasus: Bendungan Pandanduri Lotim). Jurnal Geodesi Undip, 2(3).
Sennaoui, F., Benabdesselam, T., & Saihia, A. (2019). Use of modelling for the renovation of drainage channels–The case of the Bouteldja plain in northeastern Algeria. Journal of Water and Land Development.
Soesanto, M. H., & Susanti, T. (2006). Evaluasi Sedimen di Waduk Selorejo dan Alternatif Penanganannya. Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro.