KAJIAN POTENSI LIKUIFAKSI PASCA GEMPA DALAM RANGKA MITIGASI BENCANA DI PADANG
(1) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta
(2) Jurusan Quantity Surveying, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta
(*) Corresponding Author
DOI: https://doi.org/10.25077/jrs.9.2.1-19.2013
Copyright (c) 2013 Hendri Warman, Dwifitria Y. Jumas
Abstract
Pada tanggal 30 September 2009 pukul 17:16:09 Wib, sebuah gempa tektonik di lepas pantai Padang, Sumatera, dengan 7,6 Scala Richter (SR) terdaftar (United States Geological Survey, USGS, 2009). Pusat gempa terletak sekitar 71 km di bawah permukaan bumi dan sekitar 60 km Barat dari kota Padang. Hara (2009) diperkirakan berdasarkan tinggi frekuensi radiasi dan perpindahan maksimum amplitudes, bahwa durasi gempa 15,4 detik. Daerah yang paling terkena dampak adalah Kota Padang, Kota Pariaman, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Agam, dan Pesisir Selatan. Untuk kota Padang khususnya banyak
bangunan dan perumahan yang roboh dan sarana jalan yang rusak (rengkah), hipotesis sementara telah terjadi peristiwa likuifaksi. Peristiwa likuifaksi merupakan kehilangan kekuatan tanah akibat terjadinya getaran didalam tanah, dimana terjadi peningkatan tekanan air pori. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menelusuri kembali potensi likuifaksi di kota Padang akibat gempa 30 September 2009. Dalam penelitian ini di dilakukan kajian untuk 3(tiga) lokasi yang dapat mewakili kota Padang yaitu daerah Air Pacah untuk wilayah Timur, daerah Siteba untuk tengah dan daerah Purus untuk wilayah Barat. Penyelidikan tanah dengan menggunakan alat Bor Tangan (hand bor) dan CPT (sondir) hingga kedalaman tanah keras. Selanjutnya diteruskan uji laboratorium untuk melihat susunan butiran tanah pada kedalaman tertentu dan dianalisis dengan cara membandingkan kurva gradasi dengan kurva potensi likuifaksi. Dari hasil kajian penelitian yang telah dilakukan, menunjukan bahwa daerah Purus (Raden Saleh), Siteba, daerah By Pass memiliki nilai faktor keamanan kecil (< 0,5) dibandingkan dengan faktor keamanan yang ditetapkan, yaitu 1,5. Hasil penelusuran potensi likuifaksi untuk ketiga lokasi daerah Padang memberikan informasi memiliki potensi likuifaksi.
Keywords: Likuifaksi, gempa bumi, tekanan air pori.
bangunan dan perumahan yang roboh dan sarana jalan yang rusak (rengkah), hipotesis sementara telah terjadi peristiwa likuifaksi. Peristiwa likuifaksi merupakan kehilangan kekuatan tanah akibat terjadinya getaran didalam tanah, dimana terjadi peningkatan tekanan air pori. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menelusuri kembali potensi likuifaksi di kota Padang akibat gempa 30 September 2009. Dalam penelitian ini di dilakukan kajian untuk 3(tiga) lokasi yang dapat mewakili kota Padang yaitu daerah Air Pacah untuk wilayah Timur, daerah Siteba untuk tengah dan daerah Purus untuk wilayah Barat. Penyelidikan tanah dengan menggunakan alat Bor Tangan (hand bor) dan CPT (sondir) hingga kedalaman tanah keras. Selanjutnya diteruskan uji laboratorium untuk melihat susunan butiran tanah pada kedalaman tertentu dan dianalisis dengan cara membandingkan kurva gradasi dengan kurva potensi likuifaksi. Dari hasil kajian penelitian yang telah dilakukan, menunjukan bahwa daerah Purus (Raden Saleh), Siteba, daerah By Pass memiliki nilai faktor keamanan kecil (< 0,5) dibandingkan dengan faktor keamanan yang ditetapkan, yaitu 1,5. Hasil penelusuran potensi likuifaksi untuk ketiga lokasi daerah Padang memberikan informasi memiliki potensi likuifaksi.
Keywords: Likuifaksi, gempa bumi, tekanan air pori.
Full Text:
PDFJurnal Rekayasa Sipil (JRS)-Universitas Andalas (Unand). ISSN: 1858-2133 (print) & 2477-3484 (online)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
View JRS-Unand Stats